SEJARAH
Dalam upaya pengembangan koperasi ke depan, pemuda merupakan kelompok strategis. Penumbuhan kesadaran berkoperasi di lingkungan pemuda, bukan saja akan membantu meningkatkan kemampuan ekonomi kelompok pemuda itu sendiri, tetapi juga mempunyai dampak positif jauh ke depan, yaitu pengembangan koperasi di masa yang akan datang.
Sarana berkoperasi bagi kalangan pemuda, cukup beragam. Mulai dari koperasi sekolah, koperasi mahasiswa (Kopma), Koperasi Pesantren (Kopontren), serta koperasi pemuda yang ada di masyarakat. Koperasi-koperasi pemuda, telah menghimpun diri dalam sebuah koperasi sekunder tingkat nasional, yang berbasis di Jakarta, yaitu Koperasi Pemuda Indonesia (KOPINDO).
Bagi pemuda yang berkoperasi di tempat yang bersifat sementara, seperti Kopma dan Kopontren, koperasi bukan hanya tempat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi secara bersama, tetapi juga sekaligus menjadi laboratorium atau tempat penyemaian kader koperasi.
Karena posisinya yang sangat strategis, Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) memberikan perhatian khusus pada kalangan pemuda koperasi, antara lain dengan membentuk Badan Komunikasi Pemuda Koperasi (BKPK), pada 30 Desember 1999. Sebagai organisasi perangkat Dekopin, BKPK untuk melaksanakan kegiatan khusus terkait dengan upaya peningkatan kesadaran kalangan muda berkoperasi, dan melibatkan mereka dalam berbagai program baik di dalam maupun di luar negeri.
Sebagai organisasi pengkaderan yang melakukan pembinaan pada kelompok strategis pemuda di kalangan gerakan koperasi, sehingga terbentuk sumber daya insani pembangunan koperasi.