Sri Untari

Bagi ibu-ibu penjual sayur di Malang, atau ibu rumah tangga di pemukiman, melakukan pembayaran pulsa, BPJS, listrik dan sebagainya melalui Payment Point Online Bank (PPOB) melalui HP bukan barang baru.

Masyarakat online menerpa masyarakat bawah khususnya Ibu-ibu di kota sejuk itu dipelopori oleh Kopwan SBW yg dikomandoi Dr. Sri Untari Bisowarno, M.AP. Untari biasa dipanggil mulai menyadari pentingnya teknologi informasi ini untuk membantu usaha Ibu-ibu anggotanya.

Kalau orang bicara digitalisasi usaha yang dikenal dengan era industri 4.0 ini, kami sudah mulai memikirkan bagaimana teknogi digital ini mengasi kesenjangan. “Kami berpikir dalam kerangka society 5.0, keadilan umat manusialah teknologi harus didorong,” ujar Ketua Umum Dekopin ini.

Sri Untari adalah sosok yang benar-benar membangun karirnya dari bawah. Melalui Penyuluh di Koperasi, kemudian menjadi pengurus dan selanjutnya Koperasi Primer Setia Budi Wanita, Malang. Sampai saat ini, Untari masih menjadi Ketua Koperasi pertama yang merintis sistem Tanggung Renteng ini.

Seperti pengakuan Isminarti Perwirani, Ketua Induk Koperasi Wanita (INKOWAN), Untari memang perempuan tekun yang berpikiran maju. Di tangannya, Kopwan SBW maju pesat. Anggotanya, mulai dikenalkan dengan teknologi. “Sehingga kalau ada tokoh koperasi yang baru bicara ekonomi digital, Untari dan anggotanya sudah bergelut di sana,” ujar Isminarti.

Untari adalah orang koperasi tulen. Masuk ke koperasi bukan, merusak koperasi. “Dia masuk politik, hanya untuk menjaga kebijakan politik berpihak ke koperasi,” ujar Isminarti. Artinya, dari koperasi dulu baru politik. Sukses di koperasi baru dia berani ngomong koperasi. Jadi bukan menjadikan koperasi sebagai kendaraan politik, tapi justru menjadikan politik menjadi kendaraan utk memperbaiki koperasi.

Menjadi Ketua Umum Dekopin

Tampilnya Untari sebagai Ketua Umum Dekopin yang sesuai AD Keppres 06/2011 adalah dorongan sejarah yang memang seharusnya tokoh sekelas dia tampil. Hampir tidak punya noda di koperasi, memulai dari bawah dan sampai saat ini masih mendatangi kelompok-kelompok perempuan dan bercengkerama dengan mereka.

Pemilihannya adalah proses dramatis yang selalu melahirkan pimpinan otentik pada situasi tekanan seperti itu, ujar Sarjono Amsan, Sekjen Dekopin. Hanya pemimpin otentik yang lahir dari drama hidup perjuangan kebenaran, seperti yang dilakukan untuk mempertahankan marwah demokrasi yang hendak dibajak oleh kerakusan mengatasnamakan demokrasi seperti Munas Dekopin di Makassar.

Bayangkan, ujar Sarjono, 20 tahun membangun “kekaisaran”, oknum di Dekopin masih ingin menambah lima tahun lagi. Sampai kemudian, pembatasan masa jabatan yang dulu diusung oleh oknum itu dihapus sendiri dengan segala macam rekayasa dan melibatkan orang banyak.

Hukum mengenal kebenaran, bukan kuantitas. Artinya, walau kamu banyak, kalau kamu salah ya salah. Orang banyak tidak diperbolehkan melanggar hukum atau melakukan kejahatan, karena atas nama orang banyak. Itu yang selalu diulang oleh Untari, ketika dia harus memimpin Dekopin yang sesuai dengan ketentuan Keppres 06/11. AD Dekopin berdasarkan Keppres 6/2011 memang membatasi masa jabatan Ketua Umum Dekopin hanya dua periode.

Untari memang petarung, Slamet Susanto, Ketua Dekopinda Blitar mengakui itu. Karena dia memiliki modal kepemimpinan otentik. Kepemimpinan yang masuk kerelung hati rakyat. Ketika terpilih di DPRD Propinsi dengan porsi suara yang mendekati tiga kursi di DPRD, menurut Slamet, Untari hampir tidak mengeluarkan uang. Dukungannya riil banget tambah Slamet.

Spirit bertarung untuk kebenaran itu, yang menurut Slamet, akan menyusahkan siapa saja yg menganggap remeh Untari. Dua kali berjuang menggagalkan UU dan RUU Koperasi yang tidak sesuai aspirasi gerakan adalah modal besar politik bagi Untari memahami arti perjuangan politik utk kebenaran di koperasi.

Egaliter

Namun dibalik ketangguhannya mempertahankan prinsip dan memperjuangkannya itu, Untari masih bisa asyik bercengkerama dengan orang kecil di warung-warung pinggir jalan. Tidur di rumah anggotanya yang kebanyakan orang kecil itu dilakukannya tanpa beban pencitraan.

Karena itu, Untari menjadi pemimpin yang sangat terbuka. Ide-ide orisinal sangat diminatinya. Sehingga perempuan yg baru berhasil meraih gelar Doktor dari Universitas Brawijaya ini gandrung dengan kiprah anak-anak muda dalam bidang ekonomi. “Digitalisasi dan keterlibatan milenial sudah menjadi keharusan, itu sudah saya lakukan di koperasi saya,” ujarnya. Sementara yang lain masih menghayal.

Ada yang bicara melibatkan milenial dalam koperasi, tapi menjadi pelopor struktur yg membuat mandeg regenerasi. Mendukung tidak adanya pembatasan masa jabatan. Bahkan bertahan hingga hampir seperempat abad. Gerakan koperasi ini harus kita jadikan pelopor demokratisasi, ujar Untari.

Dan harus diingat, bahwa yg syarat menjadi pemimpin di Dekopin salah satunya adalah tidak pernah merugikan gerakan koperasi. Apalagi membuat bangkrut koperasi yang pernah dimodali pemerintah ratusan miliar rupiah.

Dari perspektif itu, kepemimpinan Untari di Dekopin adalah kepemimpinan yang hampir sempurna memenuhi syarat, ujar Sarjono Amsan. Tangguh dan Egalite.